PT Pertamina dan PT PLN Sepakat Bersinergi


Jumat,
28 Oktober 2011
INFRASTRUKTUR GAS
PT Pertamina dan PT PLN Sepakat Bersinergi

Jakarta, Kompas – PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) sepakat bersinergi membangun infrastruktur gas alam cair di kawasan timur Indonesia. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan gas bagi pembangkit listrik di daerah itu sehingga biaya produksi listrik dapat ditekan.

Terkait hal itu, PT Pertamina dan PT PLN menandatangani nota kesepahaman proyek pengembangan sistem transportasi dan terminal penerima gas alam cair di kawasan timur Indonesia dan revitalisasi industri Aceh, Kamis (27/10), di Jakarta.

Nota kesepahaman itu terdiri atas pokok-pokok perjanjian jual-beli gas hasil regasifikasi gas alam cair untuk pembangkit listrik di kawasan timur Indonesia antara PT Pertamina Gas (Pertagas) Niaga dan PT PLN serta perjanjian usaha patungan PT Pertamina Gas dan PT Indonesia Power.

Penandatanganan nota kesepahaman proyek gas alam cair itu dilakukan Direktur Energi Primer PT PLN Nur Pamudji, Direktur Utama PT Pertagas Gunung Sardjono Hadi, Direktur Utama PT Pertagas Niaga Harjana Kodiyat, dan Direktur Produksi Indonesia Power Mustiko Bawono.

PT Pertagas Niaga dan PT PLN menyepakati jual-beli gas pada proyek ini akan dilakukan antara PT Pertagas Niaga dan PT PLN. Harga jual gas pada proyek ini masih pada tahap negosiasi, tetapi PT Pertamina telah menetapkan batas keuntungan (margin) untuk gas yang dijual itu. ”Formula harga LNG (gas alam cair) sesuai perkembangan harga di pasaran,” kata Gunung.

Ada 11 lokasi proyek yang akan dikembangkan untuk menerima pasokan gas hasil regasifikasi gas alam cair mulai kuartal ketiga tahun 2013. Ke-11 lokasi adalah Bontang, Tanjungbatu, Samberah, Batakan, dan Balikpapan di Kalimantan Timur; Pesanggaran di Bali; Tello dan Jeneponto di Sulawesi Selatan; Pomala di Sulawesi Tenggara; Minahasa di Sulawesi Utara; dan Halmahera di Maluku Utara.

Kebutuhan gas alam cair untuk 11 lokasi itu sekitar 0,93 juta ton per tahun selama 10 tahun. Gas alam cair akan dipasok dari Bontang, Donggi-Senoro di Sulawesi Tengah, Salawati di Papua Barat, dan Simenggaris di Kalimantan Timur.

Pihak yang bertanggung jawab untuk transportasi dan meregasifikasikan gas alam cair adalah perusahaan patungan PT Pertagas dan Indonesia Power.

”Jadi, PT Pertamina yang memasok gas dan PT PLN sebagai pengguna gas. Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur gas, PT PLN dan PT Pertamina membentuk perusahaan patungan,” kata Nur Pamudji.

Gunung menjelaskan, total kebutuhan investasi untuk mengangkut gas alam cair itu mencapai 450 juta dollar AS atau Rp 3,989 triliun.

Wakil Presiden Senior Gas PT Pertamina Nanang Untung menyatakan, sinergi PT PLN dan PT Pertamina itu diharapkan dapat mendukung penggunaan sumber energi yang lebih efisien, bersih, ramah lingkungan, dan menurunkan subsidi bahan bakar. (EVY)

Facebook
Twitter
Email
Print

KOMENTAR
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.
Ada 0 Komentar Untuk Artikel Ini.

Leave a comment