Archive for February, 2014

February 28, 2014

Generasi Ketiga Sumitro Djojohadikusumo di Panggung Bisnis

 

 

 

 
 

Aryo P.S Djojohadikusumo menyadari lahir dari keluarga berkecukupan dan pebisnis. Maka itu selepas lulus kuliah di London, ia memutuskan membangun bisnis sendiri. “Waktu itu tahun 2007, saya bersama teman-teman dengan kemampuan bisnis terbaik, mencoba mendirikan bisnis sendiri, masih general trading, ide awal bisnisnya,” ujar pria kelahiran Jakarta 25 April 1983 kepada Herning Banirestu. Nama perusahaannya adalah PT Karunia Tidar Abadi dan ia menjadi dirut. Bisnisnya meliputi: mobile advertising, trading, pertambangan, pertanian dan perkebunan.

Ternyata anak pertama dari tiga bersaudara, putra dari Hasyim Djojohadikusumo ini, justru diajak ayahnya untuk ikut membesarkan bisnisnya pada 2008. Waktu itu ayahnya, menurut Aryo juga sedang gencar-gencarnya ekspansi bisnis. “Pak Hasyim juga sedang membutuhkan orang-orang terbaik. Jadilah, teman-teman saya itu direkrut ke grup bisnisnya, termasuk saya,” ujarnya. Sejak itulah ia bergabung membesarkan bisnis ayahnya.

Aryo (utama)

Tapi di balik itu, ternyata pria yang mengidolakan klub bola Arsenal ini, awalnya bercita-cita menjadi seorang arkeolog, bahkan ia sempat kuliah arkeologi selama satu semester di London, Inggris. Ketertarikannya pada arkeologi karena ketika bocah ia gemar membaca komik-komik Indira seperti Tintin, Asterix dan sebagainya.

“Dari komik itu saya memahami dan belajar figur sejarah dan kota tua, hingga tertarik mempelajarinya,” kenangnya sambil tersenyum. Terlebih ia mengagumi film Indiana Jones, yang seorang arkeolog. Ternyata setelah benar-benar mengambil satu semester kuliah arkeologi, ia merasa bosan dengan bahan kuliahnya.

Akhirnya diputuskan untuk mengambil kuliah bisnis. Lulusan jurusan bisnis, University of Durham ini melihat kembali bagaimana ayahnya sukses sebagai pebisnis. Dikatakan Aryo, semacam kelakar untuk menjadi kaya, ia menyebut ada empat cara yaitu terlahir dari keluarga kaya, punya bakat (seni atau olah ragawan), punya rupa yang ganteng atau cantik, dan menjadi wirausahawan. “Saya pikir cara kedua dan ketiga saya tidak masuk kriteria itu, maka saya gunakan kelebihan pertama dan keempat untuk bisa bermanfaat pada lebih banyak orang, bukan saja sekadar menjadi kaya,” jelas Aryo yang masih betah melajang ini.

Paska turunnya Soeharto, ia memperhatikan, banyak orang kaya dengan cara yang tidak baik. Makin banyak orang yang kaya karena korupsi. “Kondisi itu membuat saya berpikir, cara ayah saya itu benar, menjadi wirausaha, mencari uang halal, yang didapat dengan cara yang baik. Mempekerjakan banyak orang, menghidupi banyak orang dan dengan ini kita bisa melakukan kegiatan sosial,” tuturnya.

Pria yang sebagian besar masa hidupnya menimba ilmu di luar negeri ini, mengatakan mungkin jika ia tetap di luar negeri, ia tidak akan menjadi pengusaha. Dengan potensi baik pasar dan sumberdaya yang besar di Indonesia, artinya peluang bisnis di sini sangat besar. Akhirnya diputuskan Aryo untuk menggeluti dunia usaha.

Keputusan bergabung dengan kerajaan bisnis ayahnya, tepat kala Hasyim pada 2007 mulai ekspansi bisnis di Indonesia. Yang sebelumnya banyak bisnisnya dijalankan di luar negeri.

Aryo mengakui, sebagai keturunan pertama Hasyim, ia memang langsung menempati posisi puncak di bisnis-bisnis baru ayahnya itu. “Kebetulan kan banyak bisnis baru Pak Hasyim dibangun saat itu. Jadi, saya dipercaya mengelolanya,” ujar cucu dari begawan ekonomi Indonesia, Sumitro Djojohadikusumo. Ia beralasan, banyak wirausahawan sukses dunia, bukan dari bawah dulu, tapi berani bertanggung jawab semua kendali bisnis. Dari situ belajar mengasah mentalitas sebagai orang yang berada di puncak.

Ario (tegak)

“Saya tidak mulai karier dari nol, tapi saya berada di posisi puncak di bisnis yang baru dibuat atau yang tadinya masih nol,” ujarnya.

Meski demikian ia belajar banyak dari pebisnis dunia yang memulai usahanya dari nol, yang makin lama makin besar. “Saya rasa, DNA memimpin organisasi dan perusahaan harus dimulai sejak dini. Kalau dimulai dari bawah, jadi terlalu lama, apalagi bisnis Indonesia sedang dinamis,” katanya.

Ia juga mengikuti gaya Hasyim bagaimana memulai dan membangun usaha selama 30 tahun. Menurutnya, Hasyim bukan tipe pengusaha yang menekuni satu bidang saja. Tapi lebih memilih masuk ke dalam bisnis apapun, asalkan : kembali modalnya cepat (ROI jadi patokan). Tidak terlalu terikat secara emosional dengan bidang bisnis yang digeluti (bisnis tertentu), dan pada saat yang sama bisnis harus halal serta mencapai untung.

“Jadi bagaimana saya mulai dari bawah, selalu ada PT atau perusahaan baru yang didirikan Pak Hasyim, yang harus dibangun lebih besar,” ujarnya sambil tersenyum. Karena ia aktif di holding company, Aryo ikut membantu restrukturisasi bisnis keluarga bersama sepupunya yang posisinya sebagai Deputy CEO ayahnya.

Diterangkan Aryo, bisnis ayahnya, memang bergerak di segala bidang, mulai dari bisnis karet, perdagangan komoditas, tambang, minyak, dan sebagainya. “Jiwa wirausahawan Pak Hasyim sangat tinggi, pure entrepreneur, tapi tidak ada trade mark seperti Sinar Mas yang dikenal di bisnis perkebunan sawit dan properti atau Agung Podomoro yang dikenal di bisnis properti,” ujarnya

Memang menurut Ketua Umum Tunas Indonesia Raya (Tidar) sebelum 2007, ayahnya dikenal sebagai pengusaha perminyakan. Tapi setelah itu Hasyim masuk ke berbagai bidang bisnis.

“Saya menyadari, sebagai anak muda banyak kekurangan, maka itu saya banyak belajar dari ayah dan direktur-direktur beliau yang sudah mengabdi sejak di Semen Cibinong atau sejak 1990a-n dulu,” ujarnya.

Kalau mentoring dari ayahnya, Aryo banyak lakukan dengan cara yang kasual, sambil makan santai Burger King atau McDonald. Waktu khusus mentoring dengan ayahnya, dilakukan saban akhir pekan, sebelum pergi ibadah ke Gereja.

Nilai yang selalu diingat Aryo dari ayahnya dalam membangun bisnis di Arsari Group adalah kekeluargaan yang kuat. Meski ayahnya belajar di luar negeri, prinsip atau nilai tersebut terus dijaganya. “Dalam bisnis kan tidak selamanya mulus atau sukses, banyak pengusaha kalau sudah rugi, akan langsung rasionalisasi atau PHK besar-besaraan. Ayah saya tidak begitu. Beliau selalu mengusahakan supaya itu tidak terjadi PHK,” ujarnya.

Karena ayahnya menganggap yang bekerja di perusahaannya sudah seperti keluarga sendiri. Ia mengakui, ini tidak terlalu bagus juga. Namun ia melihat dengan tetap menjaga nilai tersebut, justrusense of belonging dan loyalitas karyawan di grup bisnis ayahnya sangat tinggi. “Semua orang di grup bisnis kami seperti memiliki atau punya saham secara emosional di perusahaan di mana bekerja,” ujarnya.

Ketua Yayasan A. Djojohadikusumo ini mengaku tidak pernah didoktrin tentang nilai tersebut oleh ayahnya. “Saya pikir itu juga pengaruh eyang buyut saya Margono Djojohadikusumo, salah satu pendiri BNI. Eyang selalu mengajak keliling Indonesia cucu-cucunya meski banyak sekolah di luar negeri, itu membangun rasa kecintaan kekeluargaan dan leluhur,” ujarnya. Melihat langsung rakyat di bawah, merasakan suasana kekeluargaan dari bawah, nilai itulah yang dipegang terus hingga kini.

“Selain itu keluarga kami juga pecinta binatang dan lingkungan hidup, maka itu bisnis kami sangat konsern pada hal ini. Meski kami berbisnis juga di tambang dan perkebunan, yang katanya andil merusak lingkungannya kuat, tapi keluarga kami tegas pada aturan, jangan sampai kedua hal itu dirusak,” tegasnya.

Menurut Aryo, ayahnya sangat percaya pada responsibility capitalism (kapitalisme yang bertanggung jawab), pada lingkungan dan semua yang bekerja di dalamnya. Jadi meski banyak belajar di luar negeri, nilai-nilai Indonesia selalu dipegang dalam keluarganya dan juga dalam bisnisnya.

Setelah tujuh tahun turut mengelola Grup Arsari, Aryo mengakui banyak yang terjadi mulai dari perubahan manajemen, bongkar pasang orang, mengalami banyak kondisi pasar yang kurang menguntungkan, dan sebagainya, menurut Aryo, bisnis grup ini kini sangat bagus. Untuk perdagangan komoditas (berbagai macam: cengkeh, kopi, teh dan sebagainya) misalnya, tahun 2013 tumbuh sangat luar biasa, disebut Aryo, profit-nya mencapai US$ 12 juta.

Bisnis tambang timahnya sudah jalan. Bisnis perkebunan karet (pabrik dan kebunnya) sertafinancing-nya juga sudah jalan, setelah menurut Aryo mengalami kesulitan mendapat izin. “Kami juga mulai masuk lagi bisnis migas secara signifikan, yang sebelumnya ayah punya pengalaman di luar negeri,” katanya. Bisnis itu pun menurutnya prospeknya sangat bagus.

Kakak dari Rahayu Saraswati dan Siti Indrawati ini menuturkan dalam budaya timur, filosofi Jawa, bagaimana menghormati yang senior itu sangat kuat. “Apapun yang terjadi, pengalaman mereka sangat matang. Saya pikir kendalanya, adalah bagaimana kami yang muda, harus belajar mengendalikan diri,” jelas penyuka olah raga polo berkuda, renang dan tenis lapangan ini.

Bagi Wakil Sekretaris Jendral Partai Gerindra ini, mengakui ada masa di mana dalam mengelola bisnis, berpikir, mengapa ayahnya punya pemikiran seperti itu, yang berbeda dengannya. Namun pada akhirnya setelah dijelaskan ia pun memahami pandangan ayahnya.

Belakangan Aryo aktif di politik dan kini menjadi caleg Gerindra. Ia mengatakan ini panggilan hati. Sebelum aktif, ia sudah menyiapkan orang-orang yang mengurus bisnis untuk mewakilinya. Ia memilih orang-orang terbaik untuk itu. Tentu saja ia tetap mengontrol bisnisnya, terutama keputusan penting ditentukan oleh Aryo.

Target ke depan apa? “Saya ingin bisnis ini berkelanjutan, sustain, baik itu bisnis migas atau tambang, semua disiapkan untuk terus berkelanjutan,” kata pengkoleksi kereta modern dan lego ini. Diakui Aryo, kedua bisnis itu ada masa “tua” atau tidak berproduksi lagi. Maka itu ia sudah menyiapkan bisnis bio ethanol. Ini energi yang terbaharukan. Selagi ada, bisnis migas dan tambang ini sebagian keuntungannya untuk di-reinvest untuk bisnis bio ethanol. Karena SK Menteri bisnis ini belum ada, ia tetap siapkan modalnya, lahan pabrik, konsesi, bahkan bisnis modelnya.

Selain itu, bisnis tambang seperti timah, di Bangka dan Belitung, mencontoh apa yang dikembangkan di Thailand (waktu itu ia membeli kapal tambang baru di sana 1,5 tahun lalu). Bagaimana Pukhet yang semula lahan tambang timah, ternyata bisa disulap menjadi danau wisata, wisata air dan resort yang mahal juga ada prospek yang bagus untuk pariwisata. (***)

SHARE SOCIAL MEDIA

February 28, 2014

Setelah N219, PT DI dan Lapan Bakal Bikin N245 dan N270

26 Februari 2014

Meskipun N219 belum selesai, Lapan telah siap untuk mengembangkan pesawat N245 dan N270 (photo : Runway)

Merdeka.com – PT Dirgantara Indonesia (PT DI) makin berambisi mengembangkan dan membuat pesawat produksi dalam negeri. Walau sertifikasi untuk pesawat N219 belum tuntas, PT DI sudah menyampaikan ambisinya mengembangkan pesawat N245 dan N270.

Deputi Bidang Teknologi Lapan, Soewarto Hardhienata mengatakan, dalam pengembangan pesawat ini, Lapan akan membantu pembiayaan dengan timbal balik SDM bidang mesin yang dimiliki Lapan akan bekerja di PT DI.

“Program ini anugerah besar sekaligus merupakan tantangan, taruhan. Kalau ini jalan mulus maka pemerintah dan masyarakat akan percaya kepada kita, menjalani penerbangan selanjutnya,” ucap Soewarto di kantor pusat Lapan, Jakarta, Selasa (25/2).

Pesawat N245 merupakan pesawat dengan dua engine (mesin) dengan kapasitas angkut 45 penumpang. Sedangkan N270 merupakan pesawat dua mesin dan punya daya angkut lebih besar yakni 70 penumpang. Pengembangan dua pesawat ini rencananya dilakukan pada 2017.

“Sekarang belum ada anggaran, mungkin pertengahan 2016 kita ajukan. Pengembangan setelah selesai sertifikasi N219 (2016),” tegasnya.

Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawam Setyo Prabowo menambahkan, kerja sama pengembangan pesawat N245 dan N270 dengan PT DI akan sama dengan pengembangan N219.

“Mirip seperti ini dan setelah N 219 selesai. Kita ikut pengembangan sampai sertfikasi dengan memasukkan enginer kita. Kita ikut dalam model perencanaan,” tutupnya.

(Merdeka)

+++++

PT DIRGANTARA INDONESIA KEMBANGKAN PESAWAT N245

13 April 2015 | 09:31
REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG —  PT Dirgantara Indonesia (Persero) kini mulai melakukan riset untuk mengembangkan pesawat berkapasitas 50 penumpang N245 setelah merampungkan pengembangan pesawat N219.

“N245 benar inisiasi Presiden Joko Widodo yang datang ke PT DI dan meminta agar dikembangkan pesawat dengan pasar 50 penumpang. Dia menekankan soal pasar, pesawat yang dikembangkan harus sesuai dengan permintaan pasar,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Budi Santoso disela-sela pelaksanaan Forum Inovasi Nasional (NIF) 2015 di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (13/4).

Pesawat N245, menurut dia, dikembangkan untuk bisa bersaing dengan ATR42 dan Q300, serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara dengan jarak tempuh 100 hingga 250 nano meter (nm) yang selama ini banyak dilayani oleh pesawat ATR42 dan ATR72.

PT Dirgantara Indonesia, lanjutnya, sengaja tidak mengembangkan pesawat berkapasitas hingga 100 penumpang mengingat persaingan di kelas tersebut cukup berat. “Sukhoi sudah kembangkan yang 80–100 penumpang. Jepang juga kembangkan pesawat berpenumpang sama, lalu kenapa kita masih mau kembangkan pesawat (berkapasitas) yang sama?”.

Saat ini, ia mengatakan pesawat masuk tahap riset pengembangan. Meski demikian 70 persen riset telah rampung dikerjakan karena pada bagian sayap dan badan pesawat menggunakan teknologi sama dengan pesawat N235.
“Sayap pesawat N235 sudah proven, mampu mengangkat hingga 23 ton. Begitu pula bagian badan pesawat, tinggal disesuaikan saja panjangnya, yang harus dirampungkan risetnya justru bagian ekor pesawat,” kata Budi.

Kenyamanan penumpang menjadi perhatian PT Dirgantara Indonesia (Persero) dalam mengembangkan N245. Karena itu, menurut dia, interior pesawat termasuk kapasitas kabin menjadi menjadi bahan diskusi pertama yang diselesaikan.

Yang jelas, menurut dia, paradigma PT Dirgantara Indonesia dalam mengembangkan sebuah pesawat tidak lagi mengacu pada riset teknologi tinggi, tetapi justru bagaimana pesawat yang dikembangkan nyaman digunakan dan memberi keuntungan bagi bisnis para pengusaha.

“Kami tidak lagi membuat riset dengan teknologi tinggi tapi tidak dipakai. Sebuah produk yang disiapkan mampu membuat peengusaha mencapai target bisnis itu yang kami harapkan,” ujar dia.

Alasan lain PT Dirgantara Indonesia tidak mengembangkan pesawat baru karena dengan menggunakan komponen yang telah ada maka biaya produksi prototipe pesawat N245 tidak lagi mencapai 1,5 hingga dua miliar dolar AS tetapi hanya mencapai 150 juta dolar AS saja.

Sumber : http://ww

+w.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/13/nmr0gz-pt-dirgantara-indonesia-kembangkan-pesawat-n245

++++++++++++++++

ESAWAT BARU GAGASAN PT DI BAKAL MIRIP KRL

13 April 2015 | 09:40

KOMPAS.com — Pesawat komersial baru yang digagas PT Dirgantara Indonesia punya konsep berbeda dengan biasanya, yakni bukan mengandalkan ketangguhan teknologi seperti umumnya pesawat baru dibuat, melainkan mengandalkan kekuatannya untuk melayani penumpang.

Presiden Direktur PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengungkapkan, pesawat baru itu ditargetkan akan melayani rute-rute pendek, misalnya Tanjung Karang-Palembang, Jakarta- Cirebon, dan lainnya.

Pesawat yang diberi nama N-245 itu mungkin saja punya target tujuan akhir sama jauhnya dengan pesawat biasa, tetapi memiliki beberapa pemberhentian untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di titik tersebut. Istilahnya ialah multihop atau spoke to spoke.

Sebagai contoh ialah pesawat terbang dari Jakarta dengan target akhir Surabaya. Namun, pesawat tersebut berhenti di Cirebon dan Semarang untuk naik turun penumpang. “Jadi, seperti KRL,” kata Budi saat ditemui di National Innovation Forum di Puspiptek Serpong, Senin (13/4/2015).

Ya, mungkin sekarang sudah ada pesawat yang melayani jarak tertentu dengan pemberhentian di antaranya. Namum, rute N-245 bakalan lebih pendek, maksimal hanya 200 mil laut sekali terbang.

Budi mengatakan, N-245 awalnya bisa dikonsentrasikan ke rute pendek dengan minat penumpang kecil. Namun, pada masa depan, pesawat tersebut bisa dioperasikan lebih luas. Budi percaya, minat warga Indonesia untuk naik pesawat walaupun dengan jarak pendek bakal tumbuh.

Pesawat direncanakan memiliki kapasitas angkut 50 penumpang. N-245 diharapkan mampu bersaing dengan pesawat jenis ATR 42 dan Q 300. Syukur jika N-245 juga bisa menggantikan pesawat seperti ATR 72 yang kini dipakai maskapai macam Garuda Indonesia untuk rute pendek.

Budi menuturkan, N-245 adalah pengembangan dari CN-235. Sayap pesawat tersebut akan menggunakan sayap yang sebelumnya dikembangkan untuk CN-235. Untuk badan pesawat, dasarnya adalah badan CN-235 yang kemudian dimodifikasi bagian ekornya.

Saat ini, N-245 tengah memasuki tahap perencanaan. Ke depan, akan ada simulasi dan evaluasi secara ekonomi sebelum pengembangannya. Bila memang memungkinkan secara ekonomi, N-245 akan mulai dikembangkan tahun depan.

Budi mengatakan, pengembangan N-245 bakal lebih murah. Bila pengembangan pesawat N-250 sudah menelan biaya hampir 2 miliar dollar AS, pengembangan N-245 hanya akan menelan biaya sekitar 150 juta dollar AS.

Ia juga menambahkan, keuntungan pengembangan juga akan dicapai lebih cepat. Dengan adanya 50-70 pembelian saja, keuntungan sudah akan didapat. “Sekarang waktunya kita juga harus berpikir ekonomi,” kata Budi.

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2015/04/13/2039027/Pesawat.Baru.Gagasan.PT.DI.Bakal.Mirip.KRL

February 28, 2014

Prototipe Tank Medium Pindad Selesai Awal 2016

 

Wiih Pindad makin keren aje..! 
 
26 Februari 2014

 

Prototipe tank medium dengan berat 25 ton direncanakan selesai awal tahun 2016 (image : istimewa)

Seperti Apa Wujud Tank `Misterius` Buatan Pindad dan Turki?

PT Pindad dan FNSS Turki sedang mengembangkan pembuatan tank kelas sedang untuk TNI AD. Rencananya prototipe ini akan selesai pada awal tahun 2016.

“Awal 2016, harapannya prototipe jadi,” tulis Juru Bicara PT Pindad Tuning Rudyati melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Jakarta Selasa (25/02).

FNSS Turki pernah mengirimkan prototipe tank ringan ACV-300 untuk dijajal oleh TNI AD. Apakah desainnya akan dikembangkan dari ACV-300?

“Untuk joint dengan Turki, model tidak mengacu pada ACV-300 tapi akan ditentukan oleh Pindad dan FNSS dalam Forum Intergrated Planing Team Meeting,” imbuh Tuning.

Saat ini PT Pindad juga melakukan riset dengan Pussenkav TNI AD. Kadispen TNI AD, Brigjen Andika Perkasa saat dihubungi terpisah mengatakan, dari hasil riset ini akan dipelajari desain yang cocok agar bisa sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.

“Tes dilakukan sendiri oleh PT Pindad dengan mempertimbangkan kebutuhan user (TNI AD),” tulis Andika melalui pesan singkatnya.

Tank kelas sedang pengembangan 2 negara ini akan memiliki berat 24-25 ton. Untuk kanon menggunakan kaliber 105 mm dan chasis untuk kavaleri dengan silhouette maximum 2.5 meter.

“Chasis tank termasuk tinggi turent dan kanon. Chasis tank ini dapat dikembangkan amphibious sehingga dapat dipakai juga oleh marinir,” tambah Tuning.

Kerjasama PT Pindad dan FNSS Turki sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Pada 6 Februari 2014, kedua industri pertahanan ini melakukan penandatangan kerjasama di Gedung Soeprapto, Kementerian Pertahan, Jakarta dengan disaksikan Dirjen Potensi Pertahanan, Timbul Siahaan.

Turret Oto Melara Hitfact 120 mm (photo : Finmeccanica)

Transfer Teknologi Turret Oto Melara Hitfact

Selain dengan FNSS Turki, Indonesia juga sedang membicarakan kerjasama tank kelas sedang lainnya yaitu Marder milik perusahaan Rheinmetal Jerman. Pembicaraan ini terkait transfer teknologi salah satunya terkait turret Oto Melara Hitfact 120 mm.

“Mengenai IFV Marder Jerman sejauh ini masih dilakukan tahap pembicaraan kerjasama, khususnya dalam hal transfer teknologi,” kata Andika.

PT Pindad salah satu industri pertahanan yang bernaung dibawah Badan Usaha Milik Negara telah banyak membuat kendaraan lapis baja beroda seperti APS-3 Anoa 6×6, Rantis Komodo 4×4 dan beberapa kendaraan lainnya. Untuk kendaraan lapis baja rantai, PT Pindad masih melakukan pengembangan pada prototipe untuk tipe angkut personel (APC).

Sedangkan FNSS Turki telah banyak membuat lapis baja berantai seperti ACV-19, ACV-15, LAWC-T, ACV-30 dan beberapa tipe lainnya. Malaysia juga bekerjasama dengan FNSS Turki dalam pembuatan lapis baja berantai ACV-300 dan beroda 8×8 AV8. 

(Liputan6)

February 28, 2014

Kamaz & Pindad to Assemble Trucks in Indonesia

 Semoga lancar nih.. Siapa tahu bisa produksi bus gandeng untuk PT Transjakarta !
27 Februari 2014

PT Tehnika Ina will cooperate with PT Pindad to assemble Kamaz trucks (photo : carwallpapers)

Jakarta (ANTARA News) – The Russian truck company, Kamaz, plans to assemble and distribute its product in Indonesia and ASEAN region in coordination with local company PT Tehnika Ina.

“We have agreed to marketing Kamaz trucks in the ASEAN region and to assemble the product starting on September 2014 in Indonesia,” the President of PT Tehnika Ina, Panca Tazakka, said here on Tuesday.

According to him, there are four types of trucks which are ready to be marketed in Indonesia.

In the meantime he said Kamaz will provide trucks in the first quarter of 2014 which are completely built-up until September.

“Kamaz will provide completely built-up trucks for the first quarter of 2014. We hope the Tehnika Ina can assemble the 4×4 and 6×4 truck types on September 2014,” Panca said.

He added PT Tehnika Ina will cooperate with PT Pindad to assemble the trucks in Bandung, Indonesia.

Panca said the total sales target for Kamaz trucks in 2014 is set at 500 units.

“We are cooperating with PT Pindad to assemble the truck in Indonesia. We believe that Kamaz has its own consumers due to its capability in various applications,” Panca said.

PT Tehnika Ina will distribute Kamaz trucks in Indonesia, Timor Leste, Papua New Guinea and Brunei Darussalam.

The company will also provide the spare parts of the trucks which are potential to be made in Indonesia after Kamaz gives the license.

The Kamaz and PT Tehnika Ina have agreed on the cooperation after following Intergovernmental Russian-Indonesian Joint Commission on Trade, Economic and Technical Cooperation in Jakarta.

Russias Deputy Prime Minister Dmitry Rogozin arrived in Indonesia on Tuesday along with 40 business persons from Russia to explore the potential cooperation with Indonesia.

The delegation was welcomed by Economic Coordinating Minister Hatta Rajasa and other related business parties including Indonesian state officials and private executives.

(Antara)

February 27, 2014

Pelayanan Air Minum Capai 61,83 Persen

61 % cukup tinggi tapi saya sanksi dengan angka itu..Kenyataannya jauh lebih rendah, Indonesia masih menempati ranking paling buruk dalam soal sanitasi (MCK /WC / Toilet), masih banyak masyarakat yang “buang hajat ” di kebun atau di sungai.  PD PAM juga hanya sedikit yang statusnya sehat, 
 
KAMIS, 27 FEBRUARI 2014 | 14:52 WIB

 

Pelayanan Air Minum Capai 61,83 Persen  

Warga pengungsi erupsi gunung Sinabung berebutan dalam mengambil air bersih di kawasan pengusian Universitas Karo, Karo, Sumut, (19/01). Tempo/Dian Triyuli Handoko

 

TEMPO.CO, Jakarta – Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum mencatat, hingga akhir 2013, cakupan pelayanan air minum mencapai 61,83 persen. Direktur Pengembangan Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum Danny Sutjiono mengatakan mengatasi kekeringan dan membantu masyarakat di kawasan rawan air tidaklah mudah.

“Selain memerlukan dana besar, juga sangat tergantung ada atau tidaknya sumber air baku. Semakin sulit sumber air baku dijangkau, semakin besar biaya untuk membangun instalasi pengolahan air minum, jaringan (perpipaan) distribusi primer, sekunder, dan sambungan rumah (SR),” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis, 27 Februari 2014. (Baca juga : Krisis Air, Warga Lereng Kelud Tadah Air Hujan)

Danny mengatakan Presiden telah memberikan arahan dan instruksi kepada jajaran Kementerian PU untuk mengatasi krisis air di desa rawan air serta daerah tandus dan sulit air. “Paling lambat pada 2025 cakupan pelayanan air minum di Indonesia mencapai 100 persen dan tidak ada lagi krisis air,” katanya.

Danny menuturkan saat ini Direktorat Jenderal Cipta Karya sedang menangani 32 desa kering di kawasan rawan air yang yang masuk dalam prioritas penanganan pertama yang tersebar di 21 kabupaten. Penanganan juga dilakukan di 56 desa yang masuk dalam prioritas dua dan 16 desa di prioritas tiga desa kering rawan air. (Lihat juga : Nestle: Pasokan Air Bersih Turun 35 Persen)

Beberapa program yang dilakukan di antaranya pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),  di ibu kota kecamatan (IKK), dan regional serta penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) dan pembangunan embung penampung air hujan.

“Sedangkan program penanganan untuk mengatasi kesulitan air minum bagi masyarakat di desa kering di kawasan rawan air pada tahun anggaran 2014 ini, kami telah menetapkan 40 desa yang masuk dalam prioritas pertama penanganan yang tersebar di 24 kabupaten di seluruh Indonesia,” katanya. (Berita lain : Ribuan Desa Rawan Air Minum)

Berdasarkan data desa kekeringan yang dikeluarkan BPS, selain terdapat 1.235 desa kering di kawasan rawan air, ada 15.775 desa rawan air yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Total, ada 17.010 desa yang masuk dalam prioritas penanganan pelayanan air minum yang aman dan terlindungi.

ALI HIDAYAT

February 27, 2014

Khusus di Papua, lulusan SMA bisa langsung jadi PNS

Calon PNS  dibuat untuk yang mempunyai gelar S2 juga tidak  akan mempengaruhi kinerja PNS yang super bobrok !

 

 
Reporter : Idris Rusadi Putra | Kamis, 27 Februari 2014 16:08
 
 

 

Khusus di Papua, lulusan SMA bisa langsung jadi PNS

Papua. ©2013 Merdeka.com

   – Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) memberikan kebijakan khusus kepada Papua dalam merekrut Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dalam kebijakan ini, Pemda Papua dapat mengangkat anak lulusan SMA langsung jadi PNS.

Menteri PAN-RB, Azwar Abubakar, mengatakan kebijakan ini dilakukan karena sepinya minat masyarakat untuk mau menjadi PNS di Papua. Selain itu, masyarakat Papua yang sudah berpendidikan juga masih ada yang enggan bekerja di daerahnya sendiri.

“Khusus Papua bisa anak SMA kemudian dilatih jadi guru maupun perawat dan kemudian diangkat jadi PNS,” ucap Azwar di Jakarta, Kamis (27/2).

Azwar mengakui, rendahnya minat rakyat menjadi PNS membuat Papua kekurangan pegawai pemerintah untuk beberapa posisi seperti guru maupun perawat. 

“Kita buka seperti sekarang rekruitment tidak ada yang mau di Puncak Jaya. Ini namanya spesial kita berikan. Kita sangat beragam,” tutupnya.

[bim]
February 27, 2014

THR DPR Cermin Sikap Sok Kuasa

Wakil rakyat laganya sok pintar, sok jago dan sok kuasa. Sikap sok sokan ini hanya tirai untuk menutupi kedunguan dan kemunafikan.

++++
THR DPR Cermin Sikap Sok Kuasa



Permintaan dana atau fee proyek dari mitra kerja sudah menjadi tradisi
sejumlah politikus Senayan. “Salah satu sikap dan perilaku koruptif yang
menjadi tabiat dan karakter sebagai pejabat atau penyelenggara negara
adalah masih hidupnya budaya pangreh, sok kuasa.”

Bambang Widjojanto Wakil Ketua KPK

TABIAT sejumlah ang gota DPR yang me minta dana ke mitra kerja mereka
sangat memprihatinkan.
Pengakuan mantan Kepala Biro Keuangan Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) Didi Dwi Sutrisnohadi di Pengadilan Tipikor Jakarta,
Selasa (25/2), soal tunjangan hari raya (THR) bagi 4 pemimpin, 43
anggota, dan Sekretariat Komisi VII DPR sebesar US$140 ribu (setara
Rp1,6 miliar) menunjukkan kelakuan buruk politisi Senayan.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto
menyayangkan sikap wakil rakyat itu.
“Salah satu sikap dan perilaku koruptif yang menjadi tabiat dan karakter
sebagai pejabat atau penyelenggara negara adalah masih hidupnya budaya
pangreh, sok kuasa, dan minta dihormati,” kata dia saat dihubungi,
kemarin. Pemberian THR dalam kasus korupsi di Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), kata
Bambang, memperlihatkan masih kentalnya budaya tersebut. “Itu fenomena
faktual, budaya gila hormat, masih hidup,” tuturnya.

KPK berjanji akan mengusut tuntas kasus SKK Migas, termasuk mengusut
anggota Komisi VII yang diduga menerima fulus dari Kementerian ESDM.

Juru bicara KPK Johan Budi SP menegaskan akan memvalidasi dan menelusuri
kesaksian itu dulu. Jika setelah validasi keterangan tersebut benar dan
didukung bukti yang ada, KPK akan memanggil pihakpihak yang menerima
untuk diklarifikasi.

“Tanda terima itu dicek dulu.
Jika benar, bisa jadi alat bukti.
Proses cek adalah apa betul itu tanda terima pemberian, kemudian
bagaimana keterangan penerima uang itu, dan dibagikan ke siapa saja,
serta didukung fakta atau tidak,” kata Johan Budi.

Dalam kasus suap Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, selain ke anggota,
aliran uang diduga juga diterima Ketua Komisi VII Sutan Bhatoegana
sebesar US$200 ribu (Rp2,3 miliar).
DPR nilai dagelan Saat menanggapi tuduhan menerima THR, anggota Komisi
VII DPR dari Fraksi PDIP Dewi Aryani membantah dugaan aliran dana dari
SKK Migas melalui Kementerian ESDM. Pihaknya membantah mendapatkan uang
THR sebesar US$2.500 (Rp30 juta).
“Enggak ada duit itu. Dagelan aja itu,” kata Dewi. Ia berkilah rapat
komisi dengan mitra kerja berjalan normal dan terbuka.

Secara terpisah, Ketua Fraksi PKB Marwan Ja’far membantah adanya aliran
dana kepada anggota fraksinya di Komisi VII. “Lebih baik dibuktikan di
persidangan. Fraksi sudah memanggil dua-duanya (anggota F-PKB). Mereka
sampai bersumpah-sumpah mengaku tidak terlibat,” ungkapnya. Seiring
dengan tingginya syahwat korupsi di Senayan, sejumlah istilah pun
bertaburan, seperti `uang gondrong’ pada kasus korupsi dana PON Riau
yang maksudnya uang dolar.

Ada lagi istilah `pengajian’ (pembahasan lelang proyek) `murtad’ (keluar
dari kesepakatan), dan `santri’ (utusan) pada kasus korupsi pengadaan
Alquran.

Koordinator Advokasi dan Investigasi Fitra, Uchok Sky Khadafi,
mengatakan permintaan dana atau fee proyek sudah menjadi tradisi anggota
parlemen. “Itu sudah tradisi anggota dewan mendapatkan `gaji tambahan’,”
kata dia.

Menurut dia, tiap-tiap komisi memiliki gaya masing-masing dalam meminta
dana ke pemangku kepentingan. “Ada kode-kode yang nanti disepakati pada
saat perencanaan dan pembahasan,” jelas Uchok.
(EB/*/X-5)
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2014/02/27/ArticleHtmls/THR-DPR-Cermin-Sikap-Sok-Kuasa-27022014001028.shtml?Mode=1#

February 26, 2014

Indonesia Segera Miliki Rudal Penangkis Serangan Udara Buatan Sendiri

 

 Sudah saatnya  mandiri !
(Liputan6) 25 Februari 2014

Riset propelan akan memungkinkan Indonesia untuk membuat rudal sendiri dalam 2-3 tahun ke depan (photo : Defense Studies)

Liputan6.com, Jakarta : Perang di era modern tak lagi saling berhadapan. Tapi melibatkan persenjataan canggih, termasuk rudal. Sekali tembak, nyawa ribuan orang di posisi target, yang jauhnya ratusan hingga ribuan kilometer, niscaya terancam.

Maka dari itu, rudal penangkal sebagai sistem pertahanan alternatif, menjadi wajib dimiliki. Saat ini, TNI Angkatan Udara, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan PT Dahana, sedang mengembangkan rudal Penangkis Serangan Udara (PSU) jarak sedang. Senjata anti-rudal ini akan dikembangkan dari roket-roket yang telah berhasil dibuat Lapan.

Lapan telah berhasil meluncurkan beberapa tipe roket seperti RX-420 yang memiliki daya jangkau di atas 100 km. Lapan juga sedang mengembangkan roket berdaya jangkau 200 km lebih yaitu RX-550.

“Iya dari pengembangan roket Lapan sebelumnya. Mereka sudah berhasil, peluncurannya sudah lurus. Cuman isiannya, pendorongnya itu masih dikembangkan terus,” ucap Kadispen TNI AU Marsekal Pertama (Marsma) Hadi Tjahjanto saat dihubungi, Jakarta, Selasa (25/02/2014).

Hadi menambahkan, saat ini permasalahan untuk rudal penangkis udara terjadi pada propelannya. Rencananya beberapa tahun ke depan propelan ini sudah bisa diperbaiki dan dilakukan uji coba kembali.

“2 atau 3 tahun ke depan isiannya atau propelannya itu sudah ditemukan akan dibuat uji coba lagi. Kalau memang bagus akan ditawarkan pada BUMN atau Bumnis (Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis),” imbuh pria berkumis ini.

Apakah pengembangan ini untuk rudal jarak sedang atau jauh? “Nanti kalau propelannya itu sudah teruji tinggal isiannya mau dibuat jarak sedang atau jauh. Kalau nama rudal nunggu sudah jadi baru dari BUMN dengan Kemenhan yang nanti ngasih nama rudalnya,” jawab Hadi.

Saat ini TNI AU hanya memiliki PSU yang aktif dari kelas jarak pendek seperti Oerlikon, Starstrek, VL Mica dan lain-lain. Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menuturkan saat ini pihaknya sedang menjajaki PSU untuk jarak sedang. Rencana ini akan disusun di Minimum Esential Force (MEF) rentra kedua (2015-2019).

“Untuk 10 sampai 100 km itu perlu kendali jarak sedang, sekarang kita lagi diproses. Mudah-mudahan segera melengkapi sistem pertahanan kita,” kata Putu saat menerima 16 unit pesawat T-50i dari Korea Aerospace Industry (KAI) di Lanud Halim Perdakusuma, Jakarta Timur, Kamis 13 Februari 2014.

February 26, 2014

Beberapa Fakta C 130 Hercules TNI AU

 

Jaman yang indah : pembelian perangkat perang tanpa “mark up” atau calo senjata ! Semua dilakukan untuk Merah Putih !

 
25 Februari 2014

 

  

 Pesawat C-130 Hercules TNI AU (photo : Kaksus Militer)

Jakarta (ANTARA News) – Indonesia tercatat sebagai negara pertama di luar Amerika Serikat yang mengoperasikan C-130 Hercules.

Latar belakangnya adalah Allan Pope, pilot swasta Amerika Serikat yang bisa ditembak jatuh dan ditangkap seturut PRRI/Permesta pada 1958.

Skuadron Udara 31 Hercules Sang Penjelajah terbitan TNI AU, menuturkan, bermula dari kunjungan Presiden Soekarno kepada koleganya, Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, akhir 1959. 

Kennedy berterima kasih atas kesediaan Indonesia melepas Pope, pilot CIA berstatus sipil itu yang memperkuat AUREV-Permesta, yang ditembak jatuh Kapten Udara Penerbang Dewanto, dalam pertempuran udara.

Ini juga satu-satunya dog fight bersenjata dan menang oleh penerbang tempur TNI AU hingga kini. 
Kennedy menawarkan “pengganti” Pope kepada Soekarno, dan berdasarkan “keperluan” dari Panglima AU, Laksamana Madya Udara Suryadarma, AURI memerlukan pengganti pesawat transportasi de Havilland Canada DHC-4 Caribou. 

Pilihan kemudian C-130B Hercules, dalam kunjungan Soekarno ke pabriknya, Lockheed (belum bergabung dengan Martin).

Akhirnya 10 C-130B bisa diterbangkan secara ferry ke Tanah Air; yang membanggakan, penerbangan-penerbangan itu dilakukan langsung oleh pilot dan awak AURI. 

Saat itu, delapan C-130B kargo dan 2 C-130B tanker bisa dibawa ke Pelabuhan Udara Kemayoran, Jakarta.

“Itu menunjukkan bangsa Indonesia disegani dan memiliki posisi tawar yang kuat di mata Amerika Serikat,” kata Mersekal Pertama TNI Teguh David, dalam buku itu. 

 Pesawat C-130 Hercules TNI AU (photo : Rinaldi Wibiyanto)

Fakta menyatakan, pendaratan pertama C-130B Hercules ke Tanah Air dilakukan Mayor Udara Penerbang S Tjokroadiredjo, Letnan Muda Udara II A Cargua, Sersan Mayor Udara S Wijono, dan Kapten Udara Navigator The Hing Ho.

Juga Sersan Mayor Udara M Smith, Kapten Udara Penerbang Pribadi, Letnan Muda Udara II Alex Telelepta, Sersan Mayor Udara Ali Nursjamsu, Letnan Muda Udara I Basjir, Letnan Muda Udara I Sukarno, Letnan Muda Udara I Arifin Sarodja, dan Kapten Muda Udara Sasmito Notokusumo. 

Fakta selanjutnya, itulah pertama kalinya terjadi penerbangan ferry terjauh untuk semua jenis pesawat terbang, C-130B AURI terbang sejauh 13.000 mil laut melintasi tiga samudera dari pabrikan ke negara operatornya.

Itu juga penerbangan internasional pertama yang 100 persen diawaki personel aktif AURI, dan belum pernah terjadi pada militer lain di dunia saat itu. 

Fakta pada penerbangan 18 Maret 1960 itu menjadikan Indonesia operator terbanyak C-130 Hercules di belahan selatan dunia di kemudian hari.

Saat itu, 10 C-130B dimasukkan ke dalam Skuadron Udara Angkut Berat AURI mendampingi Skuadron Udara 2 berintikan C-47 Dakota/Skytrain. 

C-130B saat itu menjadi pesawat multiengine perdana di Tanah Air berteknologi turboprop, suatu lompatan teknologi penting dan besar yang ternyata bisa cepat dikuasai putera-putera bangsa.

 Pesawat C-130 Hercules TNI AU (photo : The Australian)

Hal ini dipuji secara khusus oleh Menteri Keamanan Nasional, Jenderal AH Nasution, dan beberapa petinggi Lockheed.

Dikarenakan jumlahnya cukup banyak, maka pada 19 Februari 1962, didirikanlah Skuadron Udara 31 angkut berat, disusul Skuadron Udara 32 pada 29 Desember 1965. Yang unik, C-130B saat itu kemudian berdampingan dengan Antonov An-12 buatan Uni Soviet di Skuadron Udara 31.

Fakta saat itu, kedua skuadron udara itu (31 dan 32) berpangkalan di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Kemudian Skuadon Udara 32 dipindahkan ke Pangkalan Udara Utama 32 Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, pada 1976. 

Skuadron Udara 32 sempat dinonaktifkan sejalan penonaktifan Antonov An-12 pada 11 Mei 1965; kemudian diaktifkan lagi pada 11 Juli 1981, yang keseluruhannya berisikan C-130B. 

Saat itu, pembagian kekuatan udara di antara kedua skuadron udara adalah enam C-130HS (nomor registrasi A-1317, A-1318, A-1319, A-1320, dan A-1324 plus C-130H/A-1323) untuk Skuadron Udara 31.

Skuadron Udara 32 mendapat dua C-130B (A-1301-A-1313), dua C-130H (A-1315 dan A-1316), dan dua C-130KC (tanker udara, A-1309 dan A-1310). 

Sebetulnya, masih ada beberapa varian C-130 Hercules yang dioperasikan TNI AU (kemudian), yaitu satu versi sipil C-130 Hercules, L-100-30, yang lalu dikonversi ke militer (A-1314) dan C-130HS (A-1341) yang didedikasikan pada Skuadron Udara 17 VIP. 

A-1314 dan A-1341 dinomori di luar kelaziman, karena jika dijumlah, baik angka 1314 dan 1341 akan menghasilkan angka 9; ini sesuai pemberian langsung dari Menhankam/Panglima ABRI (saat itu), Jenderal TNI M Yusuf. 

Pesawat C-130 Hercules TNI AU (photo : Baron F Hussein)

Fakta menunjukkan, Skuadron Udara 17 VIP merupakan satu-satunya skuadron udara militer di dunia yang mengoperasikan C-130 dan variannya sebagai pesawat terbang VIP kenegaraan resmi.

Skuadron Udara 5 pernah mendapat satu C-130MPH bernomor registrasi A-1322 sebagai pesawat intai maritim yang dijejali sensor elektronika penjejak. 

Fakta berikutnya adalah tambahan 12 unit C-130H series yang dibeli pada dasawarsa ’80-an, yaitu tiga C-130H (A-1315, A-1316, dan A-1323), satu unit C-130MPH (A-1322), tujuh unit C-130HS (A-1317, A-1318, A-1319, A-1320, A-1321, A-1324, dan A-1341), satu unit L-100-30 (A-1314). 

Fakta lain, penambahan pesawat terbang transport berat ini terjadi pada 1995, yaitu dua L-100-30 hibah dari PT Merpati Nusantara Airlines (A-1325 dan A-1326) dan tiga unit L-100-30 dari PT Pelita Air Service  (A-1327, A-1328, dan A-1329). 

Sampai saat ini, TNI AU mengoperasikan hingga 28 unit C-130 Hercules dari berbagai varian, terbanyak di belahan selatan dunia.

Jika hibah sembilan unit C-130H Hercules dari Australia telah tiba semuanya, maka akan semakin banyak lagi “koleksi” C-130 Hercules kita, terdaftar hingga 37 unit.

(Antara)

February 25, 2014

Pesanan Helikopter Cougar TNI AU Akan Ditambah Menjadi 16 Unit

 

24 Februari 2014

Helikopter EC-725 Cougar (photo : Laurence M Bean)

EC-725 Cougar, Pengisi Squadron Helikopter Baru TNI AU

Liputan6.com, Jakarta TNI Angkatan Udara terus mengembangkan kemampuannya untuk menjaga pertahanan Tanah Air, baik melalui pelatihan rutin maupun pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Selain itu, TNI AU juga menambah satuan dalam angkatan udara (Squadron), salah satunya Squadron 9.

Rencananya Squadron 9 (skad) akan ditempatkan di Subang/Kalijati, Jawa Barat untuk tugas SARPUR (Safe and Resque Tempur). Untuk alutsista yang dipilih adalah 16 helikopter canggih EC-725 Cougar asal Eurocopter.

“Skad 9 adalah skad baru yang berkedudukan di lanud SDM Subang/kalijati dengan kekuatan 16 pesawat cougar full combat,” ucap Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto yang dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

Saat ini TNI AU telah menandatangani 6 unit dengan Eurocopter melalui PT. Dirgantara Indonesia pada Maret 2012 silam dan direncanakan selesai pada tahun 2014. Untuk 10 unit lainnya akan dipesan pada 2015.

“Rencana menjadi kekuatan squadron udara 9 lanud SDM, akan tiba secara bertahap pada tahun 2015 dengan kekuatan satu squadron,” tutur Jenderal berkumis ini.

EC-725 Cougar atau super Cougar adalah helikopter transportasi jarak jauh yang bisa memuat 29 penumpang beserta 2 crew. Heli multi-role ini dilengkapi teknologi canggih seperti LCD multi fungsi 6″x8″ pada cockpit, terintegrasi dengan peta digital/peperangan elektronik, full glass cockpit, dan lain-lain.

EC-725 Cougar menggunakan mesin ganda yaitu 2x Tubomeca Makila 1A4 tuboshafts dengan kecepatan maksimum 324 km/jam (175 kts) dan dapat mengudara selama 6 jam lebih. Selain Indonesia, negara-negara yang telah menggunakan EC-725 Cougar adalah Perancis, Brasil dan Malaysia.

Helikopter canggih ini bisa juga dipersenjatai dengan gun pod dan roket pod. Untuk melindungi diri, terdapat pelapis baja untuk pilot dan co-pilot dan juga senjata berkaliber 7.62 mm atau 12.7 mm.

Pemilihan EC-725 Cougar karena selama ini TNI AU telah terbiasa menggunakan produk dari Eurocopter. Selain itu, spesifikasinya sudah sangat memenuhi syarat TNi AU. 

“Karena kita sudah terbiasa dengan produk Perancis. Dan ini merupakan kerjasama PT DI dengan Eurocopter. Spek untuk combat SAR sudah terpenuhi,” tutup Hadi.

(Liputan6)