KEBUN SAWIT: PTPN XIII Investasi Rp1 Triliun
Oleh Odie Krisno
Senin, 30 Januari 2012 | 14:21 WIB
Berita Terkait
KEBUN SAWIT: Pembangunan Plasma Akan Ditetapkan Definitif 2 Tahun
INFO KOMODITAS: Hasil Tender CPO Di KPB Nusantara 25 Januari 2012
Potensi HPK Di Kalimantan Capai 4,55 Juta Ha
EKSPANSI USAHA: Duta Pertiwi Nusantara Bidik Pendapatan Tumbuh 10%
TAMBANG NIKEL: Central Omega Bidik Penjualan Rp1,3 Triliun
PONTIANAK: PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) akan membenamkan investasi hampir Rp1 triliun untuk ekspansi bisnis yakni membangun tiga pabrik pengolahan kelapa sawit dan karet, dan perluasan areal lahan sawit pada tahun ini.
Direktur SDM dan Umum PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIII Wagio Ripto Sumarto menuturkan pada tahun ini perusahaan akan melakukan investasi hampir Rp1 triliun untuk pengembangan perusahaan, termasuk pembentukan anak perusahaan dengan nama PT Nusantara Batu Licin.
“Investasi itu untuk membangun tiga pabrik, dua pabrik pengolahan kelapa sawit dan satu pabrik karet, masing-masing di Kalimantan Timur (Kaltim), Pamukan dan Batu Licin (Kalimantan Selatan),” kata Wagio kepada Bisnis, hari ini 30 Januari 2012.
Selain membangun pabrik, Wagio melanjutkan, investasi perusahaan juga diarahkan untuk mendukung penambahan areal lahan sawit total seluas 12.000 hektar (ha). Perluasan lahan sawit tersebut tersebar di Kembayan (Kalbar) dan Kaltim, masing-masing 4.000 ha dan 8.000 ha.
Dia menjelaskan untuk pabrik karet di Batu Licin merupakan investasi yang ditanamkan PTPN XIII melalui anak perusahaannya yakni PT Nusantara Batu Licin bekerjasama dengan Pemda Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel). Dalam kerja sama ini, PTPN XIII merupakan pemegang saham terbesar (51%) dengan modal awal Rp80 miliar, dan 49% saham oleh Pemda Tanah Bumbu Kalsel.
Menurut Wagio, investasi dengan membentuk anak perusahaan yang bekerja sama dengan Pemda Tanah Bumbu merupakan kali pertama dilakukan, dan langkah terobosan baru PTPN XIII pada tahun ini.
“PTPN XIII welcome dan pemda punya visi yang sama. Ini [kerja sama] bisa mengubah budaya birokrat menjadi koperatif,” kata Wagio.
Wagio menuturkan, setelah membangun pabrik karet, langkah bisnis selanjutnya melalui anak perusahaan tersebut adalah ekspansi masuk ke usaha batu bara.
“Ini dimungkinkan, karena yang menjalankan adalah anak perusahaan,” ujarnya.
PTPN XIII, tukas Wagio, sesuai rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) menargetkan pertumbuhan usaha pada 2012 sekitar 20% dengan target laba setelah pajak sebesar Rp313,05 miliar. Adapun laba setelah pajak yang diraih perusahaan sepanjang 2011 diperkirakan sebesar Rp226,93 miliar.
Dia menegaskan perusahaan memiliki filosofi untuk tetap tumbuh baik aset maupun revenue dan tetap profit rata-rata sekitar 19,8%.
Holding
Terkait pembentukan holding perkebunan dan PTPN III Sumatera Utara sebagai induk, Wagio mengakui bahwa ini merupakan langkah yang tepat. Hanya saja, jelas Wagio, perlu diambil kebijakan khusus terhadap karakter bisnis yang berbeda di masing-masing PTPN.
Menurut Wagio, jenis usaha PTPN III berbeda dengan PTPN XIII, karena PTPN III mayoritas usahanya adalah perkebunan inti, sedangkan PTPN XIII persentase usahanya yakni 50% Inti dan 50% plasma. Untuk itu, permasalahannya tidak bisa diseragamkan.
“Perlu kebijakan khusus di anak perusahaan itu terkait pengolahan plasma, itu bedanya,” ujar Wagio.
Dengan dibentuknya holding, lanjut Wagio, nantinya tentu ada kendala dan peluang, karena potensi plasma belum tergali secara maksimal, terutama produktivitas masih rendah, padahal lahannya relatif tidak ada masalah.
“Hanya permasalahan manajemen dan teknis dari mereka yang belum menerapkan secara keseluruhan plasma,” ujarnya.
Dia menilai pembentukan holding akan menjadi solid asalkan leader memiliki visi bagaimana membawa perusahaan perkebunan ke depan. Holding diyakini juga akan meningkatkan kapitalisasi aset sehingga perusahan menjadi besar di tingkat dunia, dan kelemahan di antara PTPN bisa teratasi karena saling sinergi.
“Leader jangan resistance dengan perubahan, dan memunculkan ego sektoral, harus melebur jadi satu dan punya visi ke depan bagaimana memajukan perusahaan perkebunan di tingkat internasional,” tutupnya. (faa)