Tabung Gas : Tata Niaga Elpiji Perlu Dibenahi
KOMPAS – Jumat, 18 Jun 2010
Tabung Gas
TATA NIAGA ELPIJI PERLU DIBENAHI
Jakarta, Kompas
Pemerintah diminta membenahi tata niaga gas, terutama elpiji
bersubsidi, sehingga tidak mudah disimpangkan orang yang hanya
bertujuan mencari keuntungan semata. Pertamina disarankan mengetatkan
pengawasan distribusi dan penjualan elpiji dari agen.
Hal itu dikatakan Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik Sofyano
Zakaria, Kamis (17/6), menanggapi pengungkapan praktik penyuntikan
elpiji dari tabung elpiji bersubsidi ke tabung elpiji nonsubsidi di
Kota Bekasi.
Menurut Sofyano, penyimpangan elpiji bersubsidi rentan terjadi di
tingkat pangkalan atau pengecer di toko ataupun warung karena
penjualannya tidak diawasi. “Dalam aturan tata niaga saat ini,
Pertamina hanya bertanggung jawab mengawasi distribusi elpiji sampai
di tingkat agen, Pertamina tidak memiliki perangkat ataupun kemampuan
untuk mengawasi penjualan elpiji di tingkat pangkalan atau pengecer,”
katanya.
Secara terpisah, Vice President Corporate Communications PT
Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan, Pertamina tidak dapat
mengawasi penjualan elpiji di tingkat pangkalan ataupun pengecer
karena penjualan gas di tingkat pangkalan dan pengecer berada di luar
sistem tata niaga. Pengawasan Pertamina juga tidak menjangkau gudang-
gudang ilegal, seperti yang ditemukan di Bantargebang, Kota Bekasi.
“Gudang elpiji di Bekasi itu bukan agen resmi Pertamina dan tidak
terdaftar di Pertamina, tetapi kami akan menyelidiki asal barang
(elpiji bersubsidi) yang ditemukan (di gudang di Bantargebang),” kata
Trikora.
Dari hasil pengungkapan praktik penyuntikan elpiji dan
penggerebekan gudang tabung elpiji di Kampung Bantargebang Pangkalan
I, Bantargebang, polisi menyita 2.200 lebih tabung elpiji, mulai dari
tabung elpiji isi 3 kilogram, 12 kilogram, dan 50 kilogram. Polisi
memeriksa sekitar 27 karyawan gudang, mulai dari petugas penyuntik
elpiji, sopir, kenek, serta kuli.
Sampai saat ini belum diperoleh keterangan mengenai pemilik gudang
elpiji di Pangkalan I Bantargebang tersebut.
Tabung jelek
Sementara itu, warga RT 06 RW 05 Kelurahan Utan Panjang,
Kemayoran, Jakarta Pusat, dikejutkan oleh suara mendesis keras dari
tabung isi 3 kilogram di rumah Linda pada hari Kamis.
Suara mendesis dari tabung itu keluar setelah Linda mencabut
regulator dari tabung. “Ketika itu saya baru selesai masak. Kami
terbiasa mencabut regulator dari tabung gas setelah selesai memasak.
Tiba-tiba saja terdengar bunyi mendesis yang kencang. Bunyi itu
seperti suara air yang mengalir kencang,” ucap Linda yang juga tidak
mencium bau gas dari tabung yang diduga bocor itu.
Beruntung, saat itu tidak ada api sehingga tidak terjadi kebakaran
atau ledakan yang keras. Tabung itu segera dibuang ke selokan di depan
rumah.
Warga ketakutan mendekati rumah itu karena mereka masih merasa
trauma setelah ledakan gas sebelumnya yang terjadi di rumah M Soleh
(50), yang berjarak 50 meter dari rumah Linda, yang mengakibatkan
Soleh meninggal.(cok/art)