Archive for February, 2011

February 8, 2011

Antam Investasikan US$ 3,9 Miliar Hingga 2014

Antam Investasikan US$ 3,9 Miliar Hingga 2014
SELASA, 08 FEBRUARI 2011 | 17:28 WIB

Gedung Aneka Tambang Unit Geomin. Tempo/Arnold Simanjuntak

TEMPO Interaktif, Jakarta -PT Antam (Persero) berencana mengembangkan investasi hingga US$ 3,9 miliar sejak 2011 hingga 2014. “Saat ini terdapat tiga proyek Antam serta rencana pembukaan dua tambang baru yang akan mendukung pembangunan wilayah Indonesia Timur,” kata Direktur Pengembangan PT Antam (persero) Tbk, Tato Miraza.

Proyek tersebut diantaranya adalah Modernisasi dan Optimasi Pabrik Feronikel yang diperkirakan selesai pada tahun 2014 mendatang dan akan menelan biaya hingga US$ 486 juta, untuk menjamin kestabilan dan keamanan operasi. “Status saat ini adalah tender EPCM (Engineering Procurement Construction Management)” katanya.

Bulan Agustus 2010 lalu, Antam juga telah menandatangani kontrak EPC (Engineering Procurement Construction) dengan konsorsium untuk proyek Chemical Grade Alumina Tayan senilai US$ 450 juta yang diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2014.”Status saat ini sedang penyelesaian pembiayaan proyek,” ujarnya.

Proyek berikutnya adalah Proyek Smelter Grade Alumina Mempawah, kerjasama antara Antam dan Hangzhou Jinjiang Grup, yang diperkirakan menghabiskan dana hingga US$ 1 miliar. Nantinya, kata dia, Smelter tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 1,2 juta metrikton.

Sementara itu, untuk dua rencana pembukaan tambang baru oleh Antam dipusatkan di Mandiodo (Sulawesi Tenggara) dan Pakal (Halmahera) untuk produksi bijih nikel. Proyek Feronickel Halmahera diestimasikan membutuhkan investasi senilai US$ 1,6 miliar,dengan hasil produksi per tahun yang diperkirakan dapat mencapai hingga 27000 TNi (ton nikel).

Proyek Nickel pig Iron di Mandiodo dengan kapasitas produksi hingga 120 ribu ton per tahun, kata Tato, diperkirakan memerlukan dana investasi hingga US$ 398 juta .”Ini kepemilikan 100 persen untuk Antam, saat ini sedang penyelesaian studi kelayakan,” katanya. Tahun 2010 lalu, Antam telah membelanjakan Rp 123,3 miliar untuk kegiatan eksplorasinya.

February 8, 2011

Geo Dipa Energi Siap Jadi BUMN Sebulan Lagi

Selasa, 08/02/2011 17:45 WIB
Geo Dipa Energi Siap Jadi BUMN Sebulan Lagi
Ramdhania El Hida – detikFinance

Foto: dok detik.com

Jakarta – PT Geo Dipa Energi (GDE) siap jadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam waktu sebulan lagi. Pemberian hibah PT Pertamina (persero) merupakan suatu langkah pengalihan GDE menjadi perusahaan pelat merah.

“Dengan dilaksanakannya hibah saham dari Pertamina, negara akan menjadi pemegang mayoritas saham Geo Dipa Energi sehingga perusahaan ini statusnya berubah dari PT Biasa menjadi PT Persero (BUMN),” ujar Dirjen Kekayaan Negara Hadiyanto usai penandatangan hibah tersebut di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (8/2/2011).

Sebelumnya, Pertamina telah menghibahkan saham Geo Dipa Energi kepada Pemerintah Republik Indonesia sebesar 67 persen atau senilai Rp 443,525 miliar atau US$ 44,325 juta.

Komposisi kepemilikan saham pemerintah di GDE menjadi 67 persen senilai Rp 443,525 miliar atau US$ 44,325 juta dan sisanya 33 persen milik PLN atau setara Rp 218,475 miliar atau US$ 21,847 juta.

Penandatanganan Akta Hibah merupakan salah satu rangkaian dalam proses pengalihan GDE menjadi BUMN di Bidang Geothermal. Hibah saham Pertamina pada GDE merupakan amanat yang tertuang dalam APBN 2011 terkait dengan Penyertaan Modal Negara.

Selanjutnya, untuk meningkatkan kapasitas permodalan GDE, pemerintah akan menambah penyertaan modal negara dengan menyerahkan aset negara berupa power plant Dieng Patuha yang sudah dikelola menjadi aset GDE.

Usai saham tersebut dijadikan PMN, Hadiyanto menyatakan pihaknya akan menyiapkan Peraturan Pemerintah untuk menegaskan status perusahaan. Diharapkan PP tersebut bisa selesai 1 bulan mendatang.

“PP sekarang sudah disiapkan. It takes time, sekitar sebulan barangkali,” tandasnya.

February 8, 2011

Industri Manufaktur Beralih ke Perdagangan

Kompas 8 Februari 2011
ndustri Manufaktur Beralih ke Perdagangan
Jakarta, Kompas – Pemberlakuan era perdagangan bebas telah menuai dampak negatif. Sekitar 20 persen sektor industri manufaktur beralih ke sektor perdagangan. Lemahnya daya saing industri nasional menjadi penyebab utama peralihan tersebut. Jika kondisi ini terus dibiarkan, ketergantungan Indonesia terhadap produk impor akan semakin besar.

”Beberapa jenis manufaktur yang sudah bergeser adalah garmen, alas kaki, aksesori, dan mesin-mesin ringan. Usaha mereka tutup karena serbuan produk impor murah, terutama dari China. Akibatnya PHK (pemutusan hubungan kerja) tak terhindarkan,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Djimanto seusai membuka lokakarya pelatihan bertema ”Mengkaji Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Ketenagakerjaan” di Jakarta, Senin (7/2).

Djimanto mencontohkan surutnya sektor manufaktur pada industri alas kaki. Dari total tenaga kerja sekitar 1,5 juta orang, sepanjang tahun 2010 sebanyak 300.000 orang di antaranya terpaksa di-PHK. Mereka membuat jumlah penganggur semakin bertambah.

Menurut dia, imbas dari surutnya sektor manufaktur adalah penggemukan di sektor perdagangan. Pergeseran tersebut terutama terjadi pada industri skala kecil. Kemudahan mendapatkan produk serupa dengan harga lebih murah membuat mereka dengan cepat beralih menjadi pedagang.

”Daya saing industri kecil masih lemah. Mereka masih berbiaya tinggi. Pemerintah seharusnya hirau dengan kondisi tersebut. Kalau tidak dipikirkan, jumlah produsen akan terus menipis,” kata Djimanto.

Peter van Rooij, Direktur Organisasi Perburuhan Internasional di Indonesia, mengatakan, liberalisasi perdagangan harus disikapi dengan bijak dengan menyiapkan sejumlah instrumen kebijakan yang tepat. ”Alasan itulah yang mendorong kami menggelar lokakarya penerapan sistem neraca sosial ekonomi dan analisis multiplier (pengganda) sebagai perangkat memperkirakan potensi dampak perdagangan bebas bagi perekonomian Indonesia,” katanya. (ENY)

February 8, 2011

Survei : Biaya Telekomunikasi Tak Lagi Mahal

Survei : Biaya Telekomunikasi Tak Lagi Mahal
SELASA, 08 FEBRUARI 2011 | 17:32 WIB
Besar Kecil Normal
sxc.hu

TEMPO Interaktif, Jakarta -Saat ini, masyarakat tidak perlu mengeluarkan kocek yang banyak untuk berkomunikasi menggunakan ponsel. Dalam data yang dikeluarkan perusahaan riset The Nielsen Company Indonesia, pengeluaran per bulan untuk telekomunikasi telah menurun dalam jangka waktu lima tahun.

”58 persen pengguna ponsel mengeluarkan kurang dari Rp 50 ribu perbulannya pada 2010,” kata Viraj Juthani, Director Telecom Pratice Group di Nielsen di kantornya, Jakarta, Selasa (8/2). Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada 2005 yang hanya 18 persen konseumen yang mengeluarkan uang kurang dari Rp 50 ribu perbulan.

Dia mengatakan, penurunan pengeluaran konsumen untuk telekomunikasi dapat berarti dua hal. Yakni tarif yang mengalami penurunan sejak 2005 dan masuknya segmen baru dengan kapasitas pengeluaran terbatas.

Data Nielsen menyebut, pengeluaran untuk membeli pulsa telepon sebanyak Rp 50-100 ribu malah mengalami penurunan. Pada 2005 sebanyak 51 persen konsumen menghabiskan uang dari Rp 50-100 ribu. Sedangkan tahun lalu, hanya 29 persen pengguna ponsel yang menghabiskan uang sebanyak itu untuk membeli pulsa.

Penurunan juga terjadi pada konsumen yang mengeluarkan uang untuk membeli pulsa dari kisaran harga Rp 100-150 ribu yaitu dari 13 persen pada 2005 menjadi 6 persen di tahun lalu. Begitu pula yang mengeluarkan uang lebih dari angka Rp 150 ribu turun dari 18 persen pada 2005 menjadi hanya 7 persen pada 2010. ”Persaingan tarif antara penyedia layanan telekomunikasi membuat para pengguna ponsel pun memiliki banyak pilihan,” katanya.

Meski tarif rendah masih menjadi faktor tertinggi saat memilih provider yaitu sebanyak 28 persen, ujar Viraj, masyarakat tetap mempertimbangkan reputasi jaringan dan rekomendasi untuk memilih provider.

Kikie Randini, Corporate Communication dan Marketing Nielsen, menjelaskan penelitian telekomunikasi dilakukan di sembilan kota besar di Indonesia. “Yakni di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Denpasar,” katanya.

February 8, 2011

DPR: Intelijen Polisi Kedodoran

Bukan intel yang kedodoran tapi Kapolrinya yang dodol
++++
Penyerangan terhadap Ahmadiyah
DPR: Intelijen Polisi Kedodoran
Penulis: Caroline Damanik | Editor: A. Wisnubrata
Selasa, 8 Februari 2011 | 13:02 WIB
Dibaca: 1923Komentar: 12

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Ilustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengakuan polisi bahwa pihaknya sudah mencium rencana penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, dua hari sebelum kejadian membuat Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin menyesalkannya.

Intelijen polisi dinilai kedodoran dalam melakukan tugasnya karena tidak berusaha memetakan daerah-daerah rawan konflik dan gagal menyelami budaya di setiap daerah. “Barangkali kalau tahun 2008 dipetakan wilayah-wilayah Ahmadiyah seperti apa, ini daerah-daerah potensi konflik, itu tidak masalah, mungkin tidak akan kedodoran seperti sekarang,” katanya di Gedung DPR, Selasa (8/2/2011).

Menurut dia, intelijen yang kedodoran dalam kasus Cikeusik bukanlah intelijen di tingkat pusat, melainkan di tingkat bawah. Hasanuddin mengatakan, intelijen di tingkat Polres yang seharusnya memahami situasi setempat. “Polisi juga kan harus menguasai situasi sosial di daerah masing-masing. Di Banten kan relatif keras, jadi harus tahu ini bisa meledak. Harus ada gerak cepat. Jadi kelalaian juga aparat,” katanya.

“Hari Jumat, polisi sudah tahu. Malah polisi katakan sebaiknya menghindar. Kok malah tidak memberikan perlindungan. Sedikit memang katanya (anggota) polsek-polsek, tetapi kan bisa minta ke polres, terus bisa ke atas. Dua hari ada jarak,” tambahnya kemudian.

February 7, 2011

Pendapatan Masyarakat Indonesia Naik 13,9 Persen

Pendapatan Masyarakat Indonesia Naik 13,9 Persen
SENIN, 07 FEBRUARI 2011 | 17:58 WIB
Besar Kecil Normal
Industri pakaian jadi. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pendapatan Nasional Bruto (PNB) perkapita masyarakat Indonesia selama 2010 meningkat sebesar 13,9 persen dibanding tahun sebelumnya. PNB perkapita saat ini mencapai Rp 26,3 juta, atau setara dengan US$ 2.920,1.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, Senin (07/01). “Penghitungan produk nasional bruto perkapita berbeda dengan penghitungan produk domestik bruto perkapita,” kata Rusman.

Perbedaannya, pada penghitungan produk nasional bruto perkapita, mereka hanya menghitung pendapatan warga Indonesia. Sedangkan pada penghitungan produk domestik bruto perkapita, penghasilan warga asing yang bekerja di Indonesia juga turut dihitung.

Rusman menjelaskan, PNB perkapita masyarakat Indonesia pada 2010 besarnya mencapai Rp 26,3 juta atau US$ 2.920,1. PNB perkapita tersebut naik sekitar 13,9 persen dibanding tahun sebelumnya, yang besarnya Rp 23,1 juta atau US$ 2.267,3. Sedangkan PNB perkapita pada 2008 lalu besarnya Rp 20,7 juta atau US$ 2.165,5.

Nilai pendapatan nasional bruto perkapita tersebut lebih kecil dibanding pendapatan domestik bruto perkapita. Menurut Rusman, pada 2010, pendapatan domestik bruto perkapita mencapai Rp 27 juta atau US$ 3.004,9. Tahun sebelumnya, pendapatan domestik bruto perkapita hanya Rp 23,9 juta atau US$ 2.349,6.

AHMAD RAFIQ

February 7, 2011

PT Timah Siap Belanja Rp 1,2 Triliun di 2011

Senin, 07/02/2011 19:01 WIB

PT Timah Siap Belanja Rp 1,2 Triliun di 2011

Akhmad Nurismarsyah : detikFinance

detikcom – Jakarta, PT Timah Tbk merencanakan anggaran investasi produktif sebesar Rp 1,2 triliun di 2011. Anggaran belanja ini digunakan untuk pembukaan pabrik, tambang, dan modifikasi kapal pengangkut.

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Timah Wachid Usman dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/2/2011).

“Rencana investasi produktif di 2011 PT Timah akan dianggarkan sebesar Rp 1,2 triliun,” jelasnya.

Wachid merinci terkait dana investasi itu akan dialokasikan untuk:

Modifikasi kapal keruk menjadi BWD (Backet Wheel Dredge): Rp 40 miliar

Pembuatan BWD: Rp 350 miliar

Pembukaan Tambang Besar: Rp 40 miliar

Pembangunan Pabrik Tin Chemical Tahap II: Rp 40 miliar

Pembangunan Fuming Furnace Plant: Rp 115 miliar

Penambahan alat untuk Galangan Kapal: Rp 154 miliar

Pergantian alat produksi: Rp 359 miliar

Sehingga totalnya mencapai Rp 1,238 triliun

“Adapun untuk rencana investasi tersebut akan digunakan untuk program pengembangan usaha,” katanya.

Wachid mengatakan, program pengembangan tersebut berupa pembangunan BWD (5 Unit), pembukaan tambang skala besar, pembesaran Pabrik Produk Spesifik (Tin Ball dan Tin Schot), perluasan pabrik Tin Solder, perluasan Pabrik Tin Chemical, serta perluasan Dok dan Galangan Kapal.

“Hal tersebut nanti guna mengganti kapal keruk tua, peningkatan kapasitas produksi, peningkatan nilai tambah dan servis kepada pelanggan industri tinplate, industri elektronika, industri plastik dan kimia, serta meningkatjan pelayanan kebutuhan internal dan pengembangan jasa,” tuturnya

February 7, 2011

Toilet Harus Bersih

Koran Tempo 7 Feb 2011

WAWANCARA Toilet Harus Bersih
Kwandy Salim, KETUA PERHIMPUNAN HOTEL DAN RESTORAN INDONESIA MAKASSAR

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Makassar menggagas program “The Clean Toilet Award” pada Maret nanti. Award itu akan diberikan kepada tiga restoran dan rumah makan yang memiliki toilet paling bersih.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Makassar Kwandy Salim mengatakan penghargaan itu lahir setelah mereka menerima keluhan pengunjung restoran dan rumah makan perihal kebersihan fasilitas toilet. Masyarakat menilai, pemilik restoran belum memperhatikan kebersihan toilet. Masyarakat, kata Kwandy, menginginkan setiap restoran dan rumah makan menjaga kebersihan, terutama kebersihan toilet.”Program ini juga untuk mendukung Visit Makassar 2011,”kata Kwandy Salim.

Berikut ini penuturan Kwandy mengenai program “The Clean Toilet Award” kepada Tempo di Hotel Anging Mammiri, Makassar, akhir pekan lalu.

Apa latar belakang PHRI menggelar program “The Clean Toilet Award”?
Program ini kami buat untuk memotivasi pengusaha restoran dan rumah makan agar selalu menjaga kebersihan, terutama fasilitas toilet. Selama ini, banyak masyarakat mengeluh akibat toilet restoran dan rumah makan tidak bersih.

Apa tujuan kegiatan ini?
Tujuannya untuk meningkatkan daya tarik pengunjung atau konsumen, khususnya pengunjung yang berasal dari luar Makassar. Makassar sudah terkenal dengan aneka kuliner. Banyak menu tradisional yang menjadi andalan daerah. Karena itu, pengembangan pariwisata kuliner perlu didukung dengan pelayanan yang optimal. Nantinya restoran dan rumah makan tidak hanya menyajikan aneka ragam kuliner, tapi juga pelayanan yang baik dan memuaskan bagi pengunjung.

Kapan program itu dimulai?
Kami mulai akhir Februari nanti. Ada 94 restoran dan hotel yang tergabung dalam PHRI Makassar. Saya pastikan semua ikut dalam program ini. Semuanya akan diberi penilaian oleh tim penilai kebersihan toilet. Panitia juga tetap menerima peserta lainnya di luar anggota PHRI. Namun harus didata terlebih dulu agar mudah saat dikunjungi oleh tim penilai yang ditunjuk oleh panitia.

Apa saja kriteria penilaian kebersihan itu?
Air bak tidak boleh berwarna dan tidak berbau.
Toilet mesti memiliki bak penampung air, konstruksi bak toilet rapi dan bersih, lantai tegel tidak licin, toilet memiliki ventilasi udara, punya pengharum ruangan di toilet, dan air keran lancar.

Dari mana sumber anggaran kegiatan ini dan berapa dana yang dibutuhkan?
Sumber dana program “The Clean Toilet Award” ini dari dana internal PHRI Makassar. Semua anggota berpartisipasi menyumbang dana hibah untuk mensukseskan kegiatan ini. Tapi PHRI juga terbuka kepada pihak lain yang ingin berpartisipasi menyumbang dana kegiatan. Dana yang dibutuhkan sebesar Rp 50 juta.

Penghargaan apa yang diberikan kepada pemenang?
Panitia akan menetapkan tiga restoran maupun rumah makan yang menjadi pemenang. Ketiganya akan mendapat piagam penghargaan dari PHRI Makassar serta tiket pulang-pergi ke Bali untuk dua orang setiap pemenang.

Berapa jumlah restoran dan rumah makan di Makassar saat ini?
Jumlah restoran di Makassar mencapai 30 restoran, sedangkan rumah makan diperkirakan mencapai 200 rumah makan. Dari jumlah tersebut, yang bergabung sebagai anggota PHRI Makassar sebanyak 94 restoran dan rumah makan.

Apakah jumlah restoran yang toiletnya tidak bersih masih banyak?
Masih ada sebagian kecil dari jumlah restoran dan rumah makan yang memiliki toilet yang kurang bersih alias jorok, khususnya rumah makan. Ciri-ciri toilet yang tidak bersih, yaitu airnya berwarna dan berbau, sampah berserakan di toilet, dinding toilet terlihat kotor karena banyak tulisan.

Apakah kegiatan ini akan dijadikan kegiatan rutin setiap tahun?
Kami mengupayakan agar kegiatan ini bisa dilakukan setiap tahun dengan melibatkan restoran dan rumah makan lebih banyak lagi. Selain itu, agar kebersihan fasilitas restoran dan rumah makan, khususnya fasilitas toilet, dapat tercipta. INDRA OY BIODATA Nama: Kwandy Salim, Tempat dan tanggal lahir: Makassar, 25 September 1958 Istri: Fenny Kwandy Organisasi Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelu rahan Maloku, Kecamatan Ujung Pandang (2010 sekarang).

Sekretaris Badan Pengembangan Promosi Pariwi sata Makassar (2010-sekarang).

Pengurus harian Kamar Dagang dan Industri Ma kassar (2009-sekarang).

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Makassar (2010-sekarang).

February 7, 2011

Pontianak Disiapkan Jadi Pusat Ekonomi Kalimantan

Pontianak Disiapkan Jadi Pusat Ekonomi Kalimantan
Investor daily Senin, 7 Februari 2011 | 0:42
Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Foto: Ist

PONTIANAK- Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah pusat berencana menjadikan Kota Pontianak sebagai salah satu pusat perekonomian di Kalimantan.

“Kota Pontianak itu merupakan daerah yang sangat strategis. Jika ditarik garis maka Pulau Natuna semuanya itu sangat dekat dengan Kota Pontianak dibandingkan dengan Kepulauan Riau itu sendiri,” kata Hatta Rajasa di Pontianak, Minggu.

Pemerintah pusat, kata dia, berencana untuk membentuk wilayah pusat perekonomian menjadi empat wilayah atau klaster. “Itu merupakan alternatif wilayah yang sudah kami indikasikan,” tegas Hatta.

Empat wilayah tersebut merupakan kawasan dengan ekonomi khusus yang memadukan antara regional dengan sektorial. “Intinya seluruh sumber kekayaan yang ada itu tidak bisa lagi tidak mendapatkan nilai tambahnya,” kata Hatta Rajasa.

Ke depan, lanjut Menko, jika Kalbar memiliki bahan tambang bauksit, misalnya, maka tidak hanya barang tambangnya saja yang diambil. “Tetapi di situ juga harus dibangun suatu kawasan industri,” kata dia.

Sehingga dalam satu wilayah atau klaster industri tersebut dapat menjadi suatu kawasan ekonomi khusus (KEK).

“Hal tersebut nantinya akan ditentukan oleh gubernur sebagai kepala daerah. Dari empat yang sudah kami indikasikan tersebut akan dibicarakan oleh gubernur dan bupatinya untuk kemudian ditetapkan,” kata Hatta Rajasa.

Menko mengatakan, bisa jadi tidak ke empat wilayah yang sudah diindikasikan tersebut yang dipilih. “Tetapi tetap empat daerah yang akan berbasis pada hal itu, dan akan saya lihat lagi daerah mana saja,” kata Hatta Rajasa.

Khusus di Kalbar, lanjutnya, akan menjadi bagian Koridor Kalimantan, dan Kota Pontianak sebagai pusatnya.

Diharapkan pembentukan kawasan khusus ekonomi tersebut sudah dapat diluncurkan pada April mendatang. “Tetapi pembicaraan itu akan melibatkan seluruh instansi terkait pada Senin (7/2) besok,” jelasnya. (gor/ant)

Tags:
February 7, 2011

Kopasus Gelar Ekspedisi Bukit Barisan 2011

Kopasus Gelar Ekspedisi Bukit Barisan 2011
Senin, 7 Februari 2011 | 16:55
Menurut rencana Ekspedisi akan terbagi dalam beberapa Tim.
JAKARTA- Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) menggelar “Ekspedisi Bukit Barisan”, untuk mendata dan menganalisa keberadaan dan kondisi sumber daya alam Indonesia dari Sabang hingga Merauke.


“Karenanya, dalam ekspedisi itu akan dilakukan penjelajahan, penelitian dan pendataan tentang kondisi hutan, potensi kekayaan alam, dan kemungkinan potensi bencana alam yang ada di Pegunungan Bukit Barisan,” kata Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Lodewijk Freidrick dalam amanatnya, saat peluncuran ekspedisi itu di Situlembang, Jawa Barat, Senin (7/2).

Dalam amanat tertulis yang dibacakan Wadan Kopassus, Brigjen TNI Agus Sutomo, ia mengatakan, dalam ekspedisi itu melibatkan sejumlah tenaga ahli,Wanadri, kelompok pecinta alam dan sejumlah perguruan tinggi seperti ITB, UI, UGM, UNPAD, IPB, UNJ dan Undip dengan kekuatan sejumlah 706 orang.

Ia menambahkan, ekspedisi dilakukan dengan melakukan penjelajahan dan penelitian di sejumlah gunung antara lain, Gunung Leuser di Aceh, Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Gunung Singgalang di Sumatera Barat, Gunung Kerinci di Jambi, Gunung Seublat di Bengkulu, Gunung Dempo di Sumatera Selatan dan Gunung Tanggamus di Lampung.

“Menurut rencana Ekspedisi akan terbagi dalam beberapa Tim, dengan sasaran gunung masing-masing yang secara serentak akan memulai penjelajahan dan penelitiannya pada minggu terakhir Februari sampai dengan Agustus 2011,” katanya.

Lodewijk menambahkan, dengan ekspedisi itu akan terdata secara baik potensi sumber daya alam, flora dan fauna yang sangat besar dan unik, tersebar mulai dari ujung barat di Sabang sampai dengan ujung timur di Merauke. (ant/hrb)